Ketika memulai pekerjaan baru, sering kali gaji pertama yang diterima tidak sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam kontrak, karena dihitung berdasarkan tanggal mulai kerja. Fenomena ini dikenal sebagai gaji prorate atau prorata. Artikel ini akan menjelaskan apa itu prorate, cara menghitungnya, serta memberikan contoh perhitungan.

Baca Juga : Sistem Ekonomi: Definisi, Peran, dan Kategorinya

Definisi Prorate

Istilah “prorate” atau “prorata” berasal dari bahasa Italia yang berarti proporsional. Dalam konteks penggajian, prorate merujuk pada gaji yang diterima karyawan secara proporsional berdasarkan waktu kerja yang telah dijalani dalam periode tertentu. Gaji prorate disesuaikan dengan jumlah waktu kerja pada bulan tersebut.

Menurut informasi dari Indeed, gaji prorate sering kali lebih rendah dari gaji yang seharusnya sesuai kontrak. Hal ini dapat terjadi jika masa kerja karyawan dalam bulan tersebut singkat, misalnya jika mereka mulai bekerja di pertengahan bulan atau jika ada situasi di mana karyawan tidak mendapatkan cuti berbayar.

Cara Menghitung Gaji Prorate

Perhitungan gaji prorate melibatkan beberapa elemen penting. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung gaji prorate:

  1. Menghitung Upah per Jam Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan, upah per jam dapat dihitung dengan rumus:Upah per Jam=Upah Sebulan173\text{Upah per Jam} = \frac{\text{Upah Sebulan}}{173} Upah per Jam=173Upah Sebulan​
  2. Menghitung Jumlah Jam Kerja Dengan sistem kerja 8 jam per hari dan 5 hari kerja dalam seminggu, jumlah jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Rumusnya adalah:Jumlah Jam Kerja=Jumlah Hari×Jumlah Jam Kerja per Hari\text{Jumlah Jam Kerja} = \text{Jumlah Hari} \times \text{Jumlah Jam Kerja per Hari}Jumlah Jam Kerja=Jumlah Hari×Jumlah Jam Kerja per Hari
  3. Menghitung Jumlah Gaji Prorate Gaji prorate dapat dihitung dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan upah per jam:Gaji Prorate=Jumlah Jam Kerja×Upah per Jam\text{Gaji Prorate} = \text{Jumlah Jam Kerja} \times \text{Upah per Jam}Gaji Prorate=Jumlah Jam Kerja×Upah per JamAtau, dengan rumus alternatif:Gaji Prorate=Jumlah Hari×Jumlah Jam Kerja per Hari×Upah Sebulan173\text{Gaji Prorate} = \text{Jumlah Hari} \times \text{Jumlah Jam Kerja per Hari} \times \frac{\text{Upah Sebulan}}{173}Gaji Prorate=Jumlah Hari×Jumlah Jam Kerja per Hari×173Upah Sebulan​

Baca Juga : Inovasi di Bidang Ilmu Teknik: Apa yang Akan Anda Pelajari dan Mengapa Itu Penting

Contoh Perhitungan Gaji Prorate

Sebagai contoh, jika seorang karyawan direkrut pada tanggal 14 April dengan gaji bulanan Rp10 juta dan perusahaan menerapkan sistem kerja 5 hari per minggu, serta bulan kerja dimulai pada tanggal 29, dan karyawan tersebut telah bekerja selama 11 hari pada bulan April, maka perhitungan gaji prorate adalah sebagai berikut:Gaji Prorate=11 hari×8 jam×Rp10.000.000173\text{Gaji Prorate} = 11 \text{ hari} \times 8 \text{ jam} \times \frac{Rp10.000.000}{173}Gaji Prorate=11 hari×8 jam×173Rp10.000.000​

Hasil perhitungan tersebut memberikan gaji prorate sebesar Rp5.086.705. Ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima pada bulan pertama akan disesuaikan dengan jumlah waktu kerja yang telah dilakukan.

Kesimpulan

Gaji prorate adalah metode pembayaran yang proporsional dengan waktu kerja karyawan dalam periode tertentu. Perhitungannya melibatkan upah per jam, jumlah jam kerja, dan penggunaan rumus prorate. Dengan memahami konsep ini, karyawan dapat lebih realistis dalam mengelola ekspektasi terkait gaji, terutama jika mereka baru mulai bekerja di pertengahan bulan.

Penulis : Farid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *