Sejarah Perkembangan Metaverse

Metaverse adalah konsep dunia virtual yang kini semakin populer dan berpotensi mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi, bahkan kehidupan sehari-hari. Meskipun saat ini istilah metaverse sedang tren, apakah kamu tahu bahwa konsep ini sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu? Artikel ini akan membahas perjalanan panjang perkembangan metaverse, dari awal kemunculannya hingga menjadi bagian integral dalam kehidupan digital modern.
Apa Itu Metaverse dan Mengapa Begitu Populer?
Sebelum masuk ke sejarah perkembangannya, mari kita definisikan terlebih dahulu apa itu metaverse. Metaverse adalah dunia virtual 3D yang terhubung secara digital, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lingkungan dan individu lain melalui avatar. Dunia virtual ini sering kali melibatkan teknologi seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR), serta sistem blockchain untuk transaksi dan kepemilikan digital.
Metaverse semakin populer karena memungkinkan orang untuk melakukan hampir semua aktivitas yang mereka lakukan di dunia fisik, seperti bekerja, bermain, berbelanja, atau berkumpul, tetapi dalam format digital. Fenomena ini menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari pengguna biasa hingga perusahaan teknologi besar, yang melihat potensi besar dalam menciptakan pengalaman interaktif dan imersif bagi penggunanya.
Baca Juga: Mengenal Jurusan Ilmu Komunikasi:Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya
Dari Novel ke Realitas: Awal Mula Metaverse
Perkembangan metaverse dimulai jauh sebelum istilah tersebut dikenal luas oleh publik. Pada tahun 1992, seorang penulis fiksi ilmiah bernama Neal Stephenson memperkenalkan konsep “metaverse” dalam novel Snow Crash. Dalam cerita tersebut, metaverse adalah sebuah dunia virtual yang dapat diakses oleh penggunanya melalui komputer dan VR. Pengguna dalam novel ini berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan digital, mirip dengan bagaimana kita membayangkan metaverse saat ini.
Meskipun novel tersebut tidak langsung mengubah dunia, konsep yang diperkenalkan Stephenson memengaruhi banyak pengembang teknologi dan pencipta dunia virtual yang datang setelahnya. Dari sinilah ide tentang menciptakan dunia virtual yang luas dan dapat diakses oleh siapa saja dimulai.
Apa Peran Dunia Virtual di Dunia Nyata Sebelumnya?
Sebelum munculnya istilah metaverse yang kita kenal sekarang, dunia virtual sudah memiliki pijakan melalui beberapa proyek besar. Berikut adalah beberapa tonggak sejarah dalam perjalanan dunia virtual:
- Second Life (2003) Second Life adalah salah satu platform virtual pertama yang mengintegrasikan elemen sosial, ekonomi, dan budaya dalam dunia digital. Dikenal sebagai “dunia kedua,” pengguna di Second Life dapat menciptakan avatar, membeli atau menjual barang virtual, bahkan memiliki properti digital. Second Life tidak menggunakan teknologi VR seperti metaverse modern, tetapi ini adalah langkah awal yang memperkenalkan interaksi sosial dalam dunia virtual. Platform ini masih bertahan hingga kini, meskipun tidak sepopuler dulu.
- Online Games dan Dunia Virtual 3D Game online seperti World of Warcraft dan The Sims juga berperan dalam perkembangan metaverse. Game-game ini memungkinkan pemain untuk masuk ke dalam dunia digital yang luas, berinteraksi dengan pemain lain, dan menjalani kehidupan virtual. Dengan berkembangnya dunia permainan virtual, konsep dunia 3D yang terus berkembang membuat orang semakin terbiasa dengan pengalaman digital yang interaktif, yang kemudian memengaruhi perkembangan metaverse.
- Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) Teknologi VR dan AR menjadi katalisator penting dalam transformasi menuju metaverse. VR memberikan pengalaman dunia imersif di mana pengguna dapat benar-benar merasa “masuk” ke dalam dunia digital melalui headset, sementara AR memadukan elemen dunia nyata dengan dunia digital. Perkembangan perangkat VR seperti Oculus Rift dan HTC Vive membuka jalan bagi interaksi yang lebih mendalam dalam dunia virtual, dan menjadi salah satu elemen utama dalam metaverse yang kita kenal saat ini.
Baca Juga: Pentingnya Redundansi dalam Infrastruktur Jaringan: Jaga Sistem Tetap Jalan Meski Terjadi Gangguan
Kapan Metaverse Menjadi Mainstream?
Pada pertengahan 2010-an, teknologi semakin maju dan memfasilitasi pengembangan dunia digital yang lebih luas. Banyak perusahaan teknologi mulai mengembangkan produk dan layanan yang lebih terhubung dengan konsep metaverse.
- Peran Facebook (sekarang Meta) dalam Mempopulerkan Metaverse Pada 2021, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, mengumumkan bahwa perusahaan tersebut akan berfokus pada pengembangan metaverse, yang ia gambarkan sebagai “internet berikutnya.” Dengan rebranding menjadi Meta, Zuckerberg menegaskan komitmen untuk mengembangkan dunia virtual yang lebih imersif, di mana orang dapat bekerja, belajar, dan berinteraksi satu sama lain melalui avatar mereka. Langkah besar ini memberi pengaruh besar pada perhatian publik terhadap potensi metaverse, dan menarik investasi besar dari berbagai perusahaan teknologi untuk membangun infrastruktur yang mendukung dunia virtual ini.
- NFT dan Blockchain dalam Metaverse Salah satu elemen yang semakin populer dalam dunia metaverse adalah NFT (Non-Fungible Tokens). NFT memungkinkan pengguna untuk memiliki aset digital seperti karya seni, koleksi, dan bahkan tanah virtual dalam dunia metaverse. Penggunaan blockchain untuk memastikan kepemilikan dan transaksi yang aman membuka potensi besar bagi ekonomi digital yang lebih luas, di mana orang bisa berpartisipasi dalam ekosistem metaverse dengan cara yang baru.
Apa Tantangan yang Dihadapi Metaverse?
Meskipun metaverse menjanjikan banyak hal, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi agar dapat menjadi bagian besar dalam kehidupan kita:
- Aksesibilitas Teknologi Untuk mengakses metaverse, perangkat seperti headset VR atau AR diperlukan, yang mungkin tidak terjangkau oleh semua orang. Selain itu, jaringan internet yang stabil dan cepat juga menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan pengalaman yang lancar. Hal ini bisa menimbulkan masalah akses bagi mereka yang tidak memiliki infrastruktur teknologi yang memadai.
- Isu Keamanan dan Privasi Dengan semakin banyak data pribadi yang diunggah ke dunia digital, keamanan dan privasi menjadi perhatian utama. Platform metaverse harus memastikan bahwa data penggunanya terlindungi dengan baik, dan tidak jatuh ke tangan yang salah. Ancaman siber seperti peretasan atau kebocoran data bisa menjadi masalah besar yang harus dihadapi.
- Keterlibatan dan Dampak Sosial Meskipun metaverse menawarkan dunia virtual yang menarik, ada kekhawatiran
- bahwa hal ini bisa menyebabkan orang menjadi terlalu terisolasi di dunia digital, mengurangi interaksi sosial di dunia nyata. Peran metaverse dalam kehidupan sosial dan dampaknya terhadap kesehatan mental juga perlu mendapat perhatian lebih.
Penulis: Vanesha Virandhini