:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5064791/original/075541500_1735031566-women-wellbeing-concept-portrait-sad-gloomy-asian-woman-thinking-something-unhappy_1258-191564.jpg)
Menjadi orang tua adalah salah satu peran paling menantang sekaligus paling membahagiakan dalam hidup. Namun di balik momen manis melihat si kecil tumbuh, banyak orang tua justru terjebak dalam overthinking alias terlalu banyak berpikir. Mulai dari takut anak terlambat bicara, khawatir anak kurang gizi, sampai stres karena merasa belum jadi orang tua yang ideal.
Padahal, menjadi orang tua tidak harus selalu sempurna. Justru dengan menjadi lebih santai dan menikmati proses, kita bisa membangun hubungan yang lebih hangat, sehat, dan bahagia bersama anak.
Kenapa Orang Tua Sering Overthinking dalam Mengasuh Anak?
Tanpa disadari, tekanan untuk jadi orang tua “sempurna” bisa datang dari mana saja. Media sosial, omongan tetangga, hingga standar yang diciptakan sendiri sering kali menjadi pemicu utama.
Beberapa alasan umum mengapa orang tua sering overthinking:
- Terlalu membandingkan diri dengan orang tua lain
- Takut membuat kesalahan dalam mengasuh anak
- Terlalu fokus pada masa depan anak hingga lupa menikmati masa kini
- Sering menerima komentar atau kritik yang tidak membangun
Overthinking tidak hanya membuat orang tua stres, tapi juga bisa berdampak pada anak. Anak bisa merasa kurang percaya diri jika melihat orang tuanya selalu cemas atau mudah panik. Karena itu, penting bagi orang tua untuk belajar mengelola kekhawatiran agar bisa hadir secara utuh bagi si kecil.
Bagaimana Cara Menjadi Orang Tua yang Lebih Santai?
Tenang bukan berarti cuek. Menjadi orang tua yang santai justru membutuhkan kesadaran penuh untuk menerima kenyataan bahwa tidak semua bisa dikendalikan.
Berikut beberapa cara agar bisa lebih santai dalam mengasuh anak:
- Fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Alih-alih mencemaskan masa depan, lebih baik perhatikan apa yang bisa dilakukan hari ini untuk mendukung tumbuh kembang anak.
- Berhenti membandingkan. Setiap anak punya perkembangan yang unik. Tidak semua anak bisa berjalan, bicara, atau membaca di usia yang sama.
- Beri ruang untuk diri sendiri. Me time bukan hal egois. Orang tua yang bahagia lebih mampu menciptakan suasana rumah yang nyaman.
- Terima bahwa tidak semua harus sempurna. Anak tidak butuh orang tua yang sempurna, mereka hanya butuh orang tua yang hadir dan penuh kasih.
Apa Dampaknya Jika Terus Overthinking terhadap Anak?
Tanpa disadari, kebiasaan overthinking orang tua bisa menular ke anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh kecemasan cenderung tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri, takut mencoba hal baru, atau mudah stres.
Beberapa dampak yang bisa muncul jika orang tua terus overthinking:
- Anak merasa ditekan dan tidak bebas mengekspresikan diri
- Komunikasi antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat
- Orang tua jadi mudah marah atau frustasi saat ekspektasi tidak terpenuhi
- Anak tumbuh dengan rasa takut membuat kesalahan
Untuk menghindari hal ini, penting bagi orang tua untuk belajar melepaskan sedikit kendali dan percaya pada proses tumbuh kembang anak.
Apa yang Bisa Dilakukan Saat Rasa Cemas Datang?
Wajar jika sesekali merasa cemas, tapi jangan biarkan kecemasan menguasai. Berikut beberapa langkah sederhana untuk mengelola rasa overthinking:
- Tarik napas dalam-dalam dan beri jeda. Saat mulai merasa panik, berhenti sejenak dan tenangkan diri.
- Tulis kekhawatiran di buku catatan. Ini membantu mengurai pikiran dan melihat mana yang realistis dan mana yang berlebihan.
- Curhat pada pasangan atau teman sesama orang tua. Kadang, mendengar bahwa kita tidak sendirian bisa sangat menenangkan.
- Cari informasi dari sumber terpercaya. Hindari terlalu banyak membaca komentar atau artikel yang justru memicu kecemasan.
- Fokus pada momen bahagia bersama anak. Main bareng, peluk anak, atau tertawa bersama bisa menurunkan stres secara alami.
Menjadi Orang Tua yang Tenang Adalah Hadiah Terbaik untuk Anak
Pada akhirnya, yang dibutuhkan anak bukan orang tua yang tahu segalanya, tapi yang hadir dengan hati. Anak akan tumbuh lebih percaya diri, mandiri, dan bahagia ketika mereka merasa dicintai tanpa tekanan.
Maka dari itu, yuk mulai dari hari ini—lepaskan beban yang tidak perlu, berhenti menyalahkan diri sendiri, dan izinkan diri kita untuk menjadi orang tua yang cukup baik. Bukan sempurna, tapi terus belajar.
Ingat, masa kecil anak hanya datang sekali. Jangan biarkan overthinking merampas momen-momen berharganya. Santai saja, Bunda dan Ayah. Karena dalam kehangatan dan ketenangan orang tua, anak akan tumbuh dengan lebih kuat dan penuh cinta.
Penulis: AFIRA FARIDA FITRIANI