Pengertian Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah bagian dari ketetapan Allah SWT yang melibatkan peran manusia melalui usaha atau ikhtiar. Istilah “muallaq” berasal dari bahasa Arab yang berarti “digantungkan.” Dalam takdir muallaq, manusia memiliki peran aktif dalam menentukan nasibnya dengan melakukan usaha dan tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Hadis Tentang Takdir
Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menyatakan bahwa ketetapan Allah SWT telah ada sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan bumi. Hadis ini menekankan kekuasaan dan ketetapan mutlak Allah SWT atas segala sesuatu dalam alam semesta:
Baca juga : Mengenal Jurusan Pendidikan Luar Biasa: Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR Muslim)
Contoh Takdir Muallaq dalam Kehidupan Sehari-hari
- KesehatanKesehatan adalah salah satu contoh takdir muallaq. Manusia dapat menjadi sehat atau sakit tergantung pada tindakan dan kebiasaan hidupnya. Dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga, makan bergizi, dan menjaga kebersihan, seseorang dapat menjaga kesehatannya.
- KepandaianKepandaian seseorang juga merupakan contoh takdir muallaq. Kecerdasan dapat ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran. Dengan belajar dan menuntut ilmu secara giat, seseorang dapat meningkatkan kepandaian dan pengetahuannya.
- KekayaanKekayaan termasuk dalam takdir muallaq. Meskipun seseorang mungkin terlahir dalam keluarga kaya, kekayaan tidak selalu menjadi jaminan keberhasilan hidup. Dengan usaha dan kerja keras, seseorang dapat mencapai kekayaan yang layak.
Baca juga : Mengenal Jurusan Fisioterapi: Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya
Takdir muallaq menggambarkan hubungan antara ketetapan Allah dan peran manusia dalam menjalani hidupnya. Dalam takdir muallaq, manusia memiliki kebebasan untuk bertindak dan berusaha, namun tetap dalam batas-batas ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Dengan memahami konsep ini, kita diingatkan untuk selalu berusaha dan bertawakal kepada Allah dalam menjalani kehidupan ini.
penulis : M.aditya fadillah