”The Bayou”, Teror Buaya di Lembah Narkotik

Kisah keganasan predator puncak kembali diangkat dalam film The Bayou (2025). Dalam film ini, sekelompok manusia harus melarikan diri dari ganasnya buaya di lembah Louisiana, Amerika Serikat.
The Bayou adalah film terbaru karya sutradara Taneli Mustonen dan Brad Watson. Dengan genre thriller yang diusungnya, The Bayou ikut meramaikan belantika film bertema hewan buas yang sudah cukup klise.
Film ini dibuka dengan penyerbuan polisi ke markas gembong narkoba di daerah perairan Louisiana. Penyerbuan ini berujung pada terjadinya baku tembak di antara kedua belah pihak.
Selang beberapa waktu, penonton diperkenalkan dengan sosok remaja bernama Kyle (Athena Strates). Kyle merupakan mahasiswa biologi di sebuah universitas terkemuka.
Kyle bukan remaja sembarangan. Ia sangat tekun dengan pendidikannya di bidang biologi. Ia memiliki pemahaman lebih terhadap dunia flora dan fauna.
Walau pendiam dan penyendiri, Kyle memiliki tiga sahabat, yaitu Alice (Madalena Aragao), Malika (Elisha Applebaum), dan Sam (Mohammed Mansaray). Mereka berempat berencana untuk berlibur ke Florida di akhir musim kuliah.
Empat sekawan ini mewujudkan rencana tersebut. Mereka membeli tiket penerbangan pesawat kecil. Selain ditumpangi Kyle dan sahabat-sahabatnya, pesawat juga ditumpangi enam penumpang lainnya dengan agenda mereka masing-masing.
Penerbangan tidak berjalan mulus, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Nasib naas ini mengakibatkan pesawat Kyle beserta rombongan jatuh dan terdampar di wilayah hutan lembab Louisiana yang juga dikenal dengan nama Bayou.
Bayou adalah wilayah yang jauh dari peradaban. Di sini tidak ada permukiman warga, apalagi sinyal telepon untuk meminta bantuan. Kyle dan rombongan terjebak dengan bekal seadanya. Mereka juga harus berjalan 40 mil jauhnya untuk meminta pertolongan.
Kemalangan mereka tidak berhenti sampai di situ saja, lambat laun disadari bahwa wilayah tersebut adalah habitat dari sekelompok buaya ganas. Lebih mengerikan lagi, buaya-buaya itu adalah buaya yang terdampak limbah narkotik.
Setelah Kyle dan rombongannya melakukan penelusuran, terungkap bahwa penyerbuan pabrik narkoba di pembuka film tidak berjalan dengan mulus. Konflik tersebut berakibat fatal dengan tumpahnya sebagian limbah narkoba di habitat para buaya.
Mereka pun menjadi lebih cerdas dan brutal dalam memburu manusia. Mampukah Kyle beserta para penyintas lain keluar dari Bayou hidup-hidup?
Dengan premis teror hewan buas, The Bayou tidak memiliki keunikan dibandingkan film-film bertema serupa sebelumnya. Lebih buruk lagi, cerita yang sudah klise itu pun tidak dieksekusi dengan baik.
Film ini juga tidak menjelaskan alasan dipilihnya buaya sebagai monster. Buaya-buaya di film ini hadir tiba-tiba tanpa adanya latar belakang. Cara mereka berburu manusia pun tidak kreatif, bahkan terasa sangat repetitif di sepanjang cerita. Jujur saja, peran buaya bisa saja diganti dengan hewan buas lain yang tinggal di Bayou tanpa memengaruhi cerita.
Setting tempat di pedalaman Louisiana sebenarnya menghadirkan pengalaman menarik dalam The Bayou. Penonton dapat merasakan rasa mencekam dan berbahayanya wilayah tersebut. Sayangnya, pencahayaan di film ini terasa sangat minim sehingga kerap membuat penonton kesulitan melihat layar.
Film ini juga menghadirkan banyak karakter dalam ceritanya. Namun, tidak ada satu pun dari mereka, selain Kyle, yang terasa menarik. Semua karakter dalam film ini seakan sebatas ada untuk meramaikan layar tanpa diberi penokohan yang kuat.
Laju cerita juga seakan melompat-lompat dan tidak tereksekusi dengan baik. Resolusi di akhir cerita, tidak meninggalkan kesan untuk para penonton.
Penulis : A.Irfan