Donald Trump mencetak sejarah sebaagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) pertama yang memiliki status terpidana. Meskipun dinyatakan bersalah dalam kasus pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film dewasa, Trump tidak akan menjalani hukuman penjara atau menghadapi sanksi lainnya. Vonis ini juga tidak akan memengaruhi pelantikannya yang dijadwalkan pada 20 Januari 2025.
Vonis Hakim dan Perlindungan Konstitusi
Hakim Juan Merchan memutuskan hukuman bebas tanpa syarat bagi Trump pada Jumat, 10 Januari 2025. Meskipun vonis ini mencatatkan status bersalah dalam rekam jejaknya, Konstitusi AS memberikan perlindungan kepada presiden dari penuntutan pidana selama menjabat. Namun, hakim menegaskan bahwa perlindungan ini tidak mengurangi keseriusan kejahatan yang dilakukan.
Menurut Merchan, “Perlindungan hukum luar biasa yang diberikan kepada presiden tidak memiliki kemampuan untuk menghapus putusan juri.” Trump sendiri telah menyatakan tidak bersalah dan berjanji untuk mengajukan banding.
Trump dan Respons Publik
Dalam pernyataannya, Trump menyebut kasus ini sebagai upaya untuk menggagalkan kampanye pemilihannya kembali. Selama persidangan enam minggu, Trump tidak memberikan kesaksian, tetapi kerap mengkritik hakim dan jaksa dalam pernyataan publik. Jaksa Joshua Steinglass menuduh Trump menjalankan kampanye terkoordinasi untuk merusak legitimasi kasus ini dan menanamkan rasa tidak hormat terhadap institusi peradilan.
Setelah vonis, Trump tetap bebas mengajukan banding. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan selama masa jabatannya sebagai presiden.
Detail Kasus Pembayaran Uang Tutup Mulut
Kasus ini berawal dari tuduhan bahwa Trump memalsukan catatan bisnis untuk menutupi pembayaran sebesar USD 130.000 kepada Stormy Daniels menjelang Pemilu 2016. Daniels mengklaim memiliki hubungan dengan Trump, yang dibantah oleh mantan presiden tersebut.
Juri Manhattan menyatakan Trump bersalah atas 34 tuduhan pada Mei 2023. Jaksa berargumen bahwa tindakan ini adalah upaya untuk memengaruhi hasil Pemilu 2016, meskipun sifat kejahatan tersebut dinilai tidak bermoral.
Dampak Politik dan Kasus Lain yang Dihadapi Trump
Vonis ini memberikan dampak politik yang beragam bagi Trump. Setelah didakwa pada Maret 2023, kontribusi untuk kampanye Trump melonjak, membantu dia memenangkan nominasi Partai Republik. Namun, jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih menganggap tuduhan ini serius, yang menyebabkan penurunan popularitasnya di kalangan Partai Republik.
Kasus ini dianggap lebih ringan dibandingkan tiga kasus pidana lain yang dihadapi Trump, termasuk upaya membalikkan kekalahan Pemilu 2020 dan penyimpanan dokumen rahasia. Namun, kasus pembayaran uang tutup mulut adalah satu-satunya yang mencapai persidangan hingga saat ini.
Faktor-Faktor yang Mengubah Fokus Publik
Meskipun sempat menjadi perhatian utama, kasus ini cepat menghilang dari sorotan publik. Perhatian beralih ke peristiwa besar lainnya, seperti debat Presiden Joe Biden yang dinilai buruk hingga mundurnya Biden dari pemilihan, digantikan oleh Kamala Harris. Selain itu, insiden penembakan yang hampir mengenai Trump dalam rapat umum di Pennsylvania juga menjadi berita besar.
Kesimpulan
Kasus hukum yang melibatkan Trump mencatatkan sejarah baru dalam politik AS. Meski memiliki status terpidana, Trump tetap melanjutkan langkahnya sebagai presiden terpilih. Namun, vonis ini menimbulkan berbagai reaksi dan akan terus menjadi sorotan selama masa jabatannya.
Penulis : Rizki