Sebuah video yang merekam aksi demo di SMAN 1 Bukateja, Purbalingga, mendadak viral. Namun, perhatian warganet justru tertuju pada momen seorang guru perempuan yang terlihat menggenggam tangan rekan guru laki-lakinya saat menghadapi para siswa.

Kronologi Demo Siswa SMAN 1 Bukateja

Demo yang berlangsung pada Rabu, 5 Februari 2025, dilakukan oleh para siswa sebagai bentuk protes terhadap keterlambatan penginputan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kesalahan ini menyebabkan mereka gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), yang menjadi jalur penting bagi banyak siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Reaksi Warganet terhadap Momen Guru Bergandengan Tangan

Selain permasalahan utama dalam demo ini, warganet justru menyoroti momen ketika seorang guru perempuan menggenggam tangan guru laki-laki di tengah aksi protes. Banyak yang mempertanyakan maksud dari gestur tersebut, bahkan muncul berbagai spekulasi mengenai hubungan keduanya.

Salah satu komentar dari pengguna Instagram @hsssupri menyebutkan bahwa tindakan tersebut kurang pantas dalam situasi formal seperti ini.

Klarifikasi dari Pihak Sekolah

Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala SMAN 1 Bukateja, Purwito, memberikan penjelasan terkait kejadian yang terjadi. Ia mengungkapkan bahwa guru perempuan berinisial LT merupakan seorang guru Bimbingan Konseling (BK) yang saat itu tengah berusaha berkomunikasi dengan para siswa yang melakukan protes.

LT sendiri merupakan bagian dari kepanitiaan SNPMB di sekolah, sehingga posisinya cukup krusial dalam situasi ini. Purwito juga menambahkan bahwa LT baru dua bulan bertugas sebagai guru bantu di sekolah tersebut.

Ketika menghadapi tekanan dari ratusan siswa yang marah, LT disebut mengalami kepanikan yang berujung pada kondisi fisiknya yang gemetar dan berkeringat dingin. Momen bergandengan tangan tersebut diyakini sebagai bentuk dukungan dari rekan sesama guru untuk menenangkan dirinya di tengah situasi yang menegangkan.

Kesimpulan

Aksi demo siswa di SMAN 1 Bukateja menjadi sorotan akibat keterlambatan penginputan data yang berdampak pada kelulusan mereka dalam SNBP. Namun, perhatian warganet justru tertuju pada interaksi antara dua guru yang bergandengan tangan di tengah protes tersebut.

Pihak sekolah telah memberikan klarifikasi bahwa hal ini terjadi karena salah satu guru mengalami kepanikan saat menghadapi tekanan dari siswa. Meski demikian, peristiwa ini tetap menjadi perbincangan hangat di media sosial.

PENULIS MUHAMMAD FITRAH RAJASA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *