Kasus Kusta di Negeri Sembilan
Negeri Sembilan mengalami wabah kusta dengan sembilan kasus yang telah dikonfirmasi hingga saat ini. Seorang gadis berusia 18 tahun menjadi korban pertama yang meninggal akibat penyakit ini setelah mengalami demam selama seminggu. Kasus-kasus tersebut ditemukan di Kampung Orang Asli Chergun dan Guntur, Kuala Pilah. Saat ini, seluruh pasien sedang menjalani perawatan medis, dan pemerintah telah mengambil langkah pencegahan dengan mengkarantina desa terdampak. Menteri Kesehatan Datuk Seri Dzulkefly Ahmad memastikan bahwa kasus ini bersifat terisolasi dan belum menyebar luas.

Apa Itu Penyakit Kusta?
Kusta, atau dikenal sebagai penyakit Hansen, merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini telah ada selama lebih dari 4.000 tahun dan terutama menyerang kulit, saraf tepi, selaput mukosa, serta mata. Jika tidak diobati, kusta dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kecacatan permanen. Namun, saat ini kusta dapat diobati dan dicegah dengan diagnosis dini.

BACA JUGA : Brian Yuliarto Resmi Dilantik sebagai Mendiktisaintek, Ini Isi Garasinya

Situasi Kusta di Malaysia
Meskipun Malaysia berhasil menekan penyebaran kusta pada tahun 1991 dengan tingkat infeksi kurang dari 1 kasus per 10.000 orang, beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan kasus. Pada 2023, terdapat 256 kasus kusta yang dilaporkan, meningkat 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Data terbaru hingga Mei 2024 mencatat 66 kasus baru.

Gejala Penyakit Kusta
Gejala awal kusta sering kali tidak terlihat, karena berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Berikut beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai:

  • Bercak kulit yang berubah warna lebih terang dari kulit normal
  • Kulit menebal atau kering
  • Benjolan atau pembengkakan wajah tanpa rasa sakit
  • Mati rasa atau kehilangan sensasi pada area tertentu
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot
  • Masalah penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan

Cara Penularan Kusta
Kusta tidak mudah menular dan hanya menyebar melalui kontak dekat dalam jangka waktu lama dengan penderita yang belum diobati. Penyebaran terjadi melalui droplet dari hidung dan mulut individu yang terinfeksi. Namun, penyakit ini tidak menular melalui sentuhan biasa seperti berjabat tangan, berpelukan, berbagi makanan, atau duduk berdekatan. Masa inkubasi kusta berkisar antara 5 hingga 20 tahun, sehingga sulit untuk mendeteksi kasus baru secara cepat.

BACA JUGA : Apa Itu Danantara? Badan Baru yang Akan Dapat Suntikan Rp358 Triliun dari Prabowo

Pilihan Pengobatan Kusta
Penyakit kusta dapat diatasi dengan terapi multi-obat (MDT) yang terdiri dari kombinasi antibiotik. WHO menyediakan pengobatan ini secara gratis di seluruh dunia. Durasi terapi bervariasi antara enam bulan hingga satu tahun, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dengan pengobatan yang tepat, penyebaran penyakit dapat dihentikan dan kerusakan saraf lebih lanjut dapat dicegah.

Dampak Kusta terhadap Kesehatan
Kusta sendiri tidak langsung menyebabkan kematian, namun jika tidak diobati, komplikasi yang timbul bisa sangat serius. Infeksi sekunder, kerusakan saraf, dan kecacatan yang diakibatkan oleh kusta dapat menurunkan kualitas hidup dan dalam beberapa kasus, berujung pada kematian.

Pencegahan Kusta
Deteksi dini dan pengobatan segera adalah langkah terbaik dalam mencegah penyebaran kusta. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) saat ini menjadi satu-satunya vaksin yang tersedia untuk memberikan perlindungan terhadap kusta, meskipun efektivitasnya masih dalam penelitian lebih lanjut.

Dengan memahami gejala, cara penularan, serta metode pengobatan dan pencegahan kusta, masyarakat dapat lebih waspada dan membantu mengurangi penyebaran penyakit ini.

Penulis:Gilang Ramadhan

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *