Warga Wonosobo Berburu Pecahan Rupiah di Yogyakarta dalam Program SERAMBI 2025

Warga Wonosobo Berburu Pecahan Rupiah di Yogyakarta dalam Program SERAMBI 2025

Setiap tahun menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan masyarakat akan uang pecahan kecil meningkat pesat. Hal ini disebabkan oleh tradisi berbagi uang kepada sanak saudara dan anak-anak, terutama saat perayaan Lebaran. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia kembali mengadakan program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2025, yang memungkinkan masyarakat menukarkan uang dalam berbagai pecahan kecil dengan lebih mudah.

Program ini mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, terutama dari luar daerah seperti Wonosobo, Jawa Tengah. Banyak warga rela datang ke Yogyakarta untuk berburu uang pecahan, demi kelancaran tradisi berbagi saat Lebaran. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai program SERAMBI 2025, bagaimana proses penukaran dilakukan, serta dampaknya bagi masyarakat dan perekonomian.

Antusiasme Masyarakat dalam Program SERAMBI 2025

Di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, mobil kas keliling Bank Indonesia menjadi pusat perhatian masyarakat. Salah satu lokasi penukaran uang yang ramai dikunjungi adalah halaman Masjid Agung Sleman. Ratusan warga, baik dari dalam kota maupun luar daerah, seperti Wonosobo, rela mengantre sejak pagi untuk mendapatkan pecahan uang yang mereka butuhkan.

Dwi Utomo, seorang warga Wonosobo, mengungkapkan bahwa dirinya sudah berpartisipasi dalam program ini sejak tahun sebelumnya. “Tahun kemarin sudah pernah tukar juga, tahun ini kita ‘war’. Ini jauh, kita dari Wonosobo langsung ke sini (Masjid Agung) berangkat habis subuh,” ujarnya. Bersama istrinya, ia berburu uang pecahan dari Rp 50 ribu hingga Rp 1.000 untuk dibagikan kepada sanak saudara dan anak-anak.

Proses Penukaran Uang di Program SERAMBI

Bank Indonesia telah menerapkan sistem yang lebih modern untuk mempermudah proses penukaran uang. Sebelum melakukan penukaran, masyarakat diwajibkan untuk mendaftar melalui aplikasi pintar.bi.go.id. Proses pendaftarannya cukup sederhana, hanya dengan mengisi data pribadi seperti nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setelah mendapatkan bukti pemesanan, mereka dapat langsung menukarkan uang dengan menunjukkan KTP asli di lokasi penukaran.

Dalam pelaksanaan program SERAMBI 2025, Bank Indonesia menetapkan batas maksimal penukaran uang sebesar Rp 4,3 juta per orang. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan distribusi uang pecahan kecil yang merata dan menghindari penimbunan uang oleh pihak-pihak tertentu.

Alokasi Dana dan Lokasi Penukaran

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Bank Indonesia Yogyakarta telah menyiapkan uang pecahan kecil sebanyak Rp 4,61 triliun. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Ibrahim, angka tersebut didasarkan pada estimasi kebutuhan masyarakat yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk perbankan.

Layanan penukaran uang dalam program SERAMBI 2025 tidak hanya tersedia melalui mobil kas keliling, tetapi juga dapat dilakukan di berbagai bank umum mulai tanggal 17 hingga 26 Maret. Selain itu, Bank Indonesia juga mengadakan layanan penukaran terpadu yang melibatkan sembilan bank umum, yang akan berlangsung pada:

  • 18 Maret 2025 di Lapangan Denggung, Sleman
  • 19 dan 20 Maret 2025 di Alun-Alun Puro Pakualaman, Yogyakarta

Dengan adanya berbagai titik penukaran ini, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan untuk menukarkan uang mereka dengan nyaman dan aman.

Mengapa Penukaran Uang Pecahan Kecil Penting?

Tradisi berbagi uang di hari raya bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Beberapa manfaat dari ketersediaan uang pecahan kecil menjelang Lebaran antara lain:

1. Mempermudah Tradisi Berbagi

Di Indonesia, memberikan “angpao” atau “THR” dalam bentuk uang tunai kepada anak-anak dan keluarga saat Lebaran merupakan tradisi yang sudah mengakar. Pecahan uang kecil sangat dibutuhkan agar pembagian uang dapat dilakukan dengan lebih praktis.

2. Meningkatkan Perputaran Uang di Masyarakat

Dengan adanya lebih banyak uang pecahan kecil yang beredar, daya beli masyarakat meningkat. Hal ini dapat mendorong transaksi di sektor ritel dan UMKM, terutama di pasar tradisional dan pedagang kecil.

3. Menghindari Kesulitan dalam Transaksi Tunai

Saat musim Lebaran, banyak pedagang kecil dan penjual di pasar mengalami kesulitan dalam menyediakan kembalian karena kurangnya uang pecahan kecil. Program penukaran uang ini membantu kelancaran transaksi tunai, sehingga aktivitas ekonomi tetap berjalan lancar.

Tips Menukar Uang dengan Aman dan Efisien

Bagi masyarakat yang ingin melakukan penukaran uang pecahan kecil dalam program SERAMBI 2025, ada beberapa tips yang dapat diikuti agar proses berjalan lancar:

  • Daftar secara online terlebih dahulu melalui aplikasi pintar.bi.go.id untuk menghindari antrean panjang.
  • Datang lebih awal ke lokasi penukaran untuk mendapatkan antrian lebih cepat.
  • Pastikan membawa KTP asli dan bukti pemesanan dari aplikasi.
  • Hati-hati dengan jasa penukaran uang ilegal yang sering muncul di tempat-tempat strategis dengan biaya tambahan yang tinggi.
  • Gunakan uang pecahan kecil sesuai kebutuhan dan jangan menimbun uang dalam jumlah besar, agar distribusi tetap merata.

Kesimpulan

Program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2025 yang diadakan oleh Bank Indonesia merupakan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan uang pecahan kecil menjelang Lebaran. Antusiasme masyarakat, terutama dari luar daerah seperti Wonosobo, menunjukkan betapa pentingnya program ini dalam mendukung tradisi berbagi serta kelancaran transaksi ekonomi.

Dengan sistem pendaftaran online dan batasan penukaran maksimal Rp 4,3 juta per orang, Bank Indonesia berusaha memastikan bahwa distribusi uang pecahan kecil berjalan dengan adil dan merata. Selain itu, program ini juga memberikan manfaat besar bagi perekonomian, terutama dalam meningkatkan daya beli dan kelancaran transaksi di masyarakat.

Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang, penting untuk mengikuti prosedur resmi yang telah ditetapkan, menghindari jasa penukaran uang ilegal, serta menggunakan uang pecahan kecil dengan bijak. Dengan demikian, tradisi berbagi di hari raya dapat tetap berlangsung dengan lancar dan penuh berkah.


Penulis: RESTUU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *