Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Dari ujung barat hingga timur, setiap daerah memiliki warisan budaya yang khas dan penuh nilai. Sayangnya, tidak semua warisan tersebut bisa bertahan menghadapi gempuran zaman. Sebagian besar kini berada di ambang kepunahan—terpinggirkan oleh modernisasi, dilupakan oleh generasi muda, dan tidak mendapat perhatian yang layak.
Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan agar warisan budaya tidak hilang begitu saja? Mari kita kenali lebih dalam ancaman terhadap budaya kita, dan mengapa penting untuk bersama-sama menjaga keberadaannya.
Apa Saja Warisan Budaya yang Kini Terancam Punah?
Warisan budaya tidak hanya berbentuk benda, seperti keris, batik, atau arsitektur tradisional. Ia juga mencakup budaya takbenda seperti bahasa daerah, tarian, nyanyian rakyat, sampai tradisi lisan.
Beberapa contoh warisan budaya yang kini mulai ditinggalkan atau bahkan hampir punah antara lain:
- Bahasa daerah: Banyak anak muda tidak lagi menggunakan bahasa daerah dalam keseharian mereka. Akibatnya, puluhan bahasa lokal terancam lenyap.
- Tari dan musik tradisional: Tarian seperti Tari Topeng, Tari Caci, hingga alat musik tradisional seperti sasando dan kolintang semakin jarang dipelajari.
- Upacara adat: Beberapa ritual adat yang dulu rutin digelar kini hanya dilaksanakan dalam skala kecil atau bahkan tidak sama sekali.
- Cerita rakyat dan legenda: Dongeng seperti Malin Kundang atau Timun Mas kini kalah pamor dengan cerita superhero modern.
- Pakaian adat: Kini lebih sering dipakai hanya untuk kepentingan seremonial, bukan bagian dari keseharian.
Mengapa Warisan Budaya Bisa Hilang?
Kepunahan budaya tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada berbagai faktor yang membuat warisan budaya makin terpinggirkan. Beberapa di antaranya:
- Modernisasi dan globalisasi
Budaya populer dari luar negeri yang mudah diakses lewat media sosial membuat budaya lokal tampak “kuno” di mata generasi muda. - Kurangnya regenerasi
Tidak banyak anak muda yang mau belajar seni dan tradisi lokal. Kurikulum sekolah pun belum cukup mengangkat pentingnya pelestarian budaya. - Minimnya dukungan dan dokumentasi
Banyak budaya lokal yang belum terdokumentasi dengan baik. Saat pelakunya wafat, ilmunya pun ikut hilang. - Perpindahan penduduk dan urbanisasi
Masyarakat adat yang pindah ke kota cenderung meninggalkan tradisi mereka dan menyesuaikan dengan budaya urban.
Bagaimana Cara Kita Bisa Turut Menjaga Warisan Budaya?
Tidak perlu menjadi seniman, budayawan, atau akademisi untuk bisa ikut menjaga budaya. Bahkan langkah-langkah kecil pun bisa memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten.
Berikut beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan:
- Gunakan bahasa daerah di rumah atau media sosial.
- Ajak anak-anak dan adik mengenal cerita rakyat lewat buku atau pertunjukan.
- Dukung acara budaya lokal seperti pameran, festival, atau lomba seni tradisional.
- Belajar dan mengajarkan tarian, lagu daerah, atau alat musik tradisional.
- Gunakan produk lokal seperti kain tenun, batik, atau aksesoris tradisional.
- Ikut serta dalam komunitas pelestari budaya atau kegiatan sukarelawan.
Ingat, budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu. Ia adalah identitas kita sebagai bangsa.
Apakah Budaya Bisa Bertahan di Era Digital?
Tentu saja bisa! Bahkan era digital bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk membantu pelestarian budaya. Dengan pendekatan kreatif, banyak pelaku budaya muda yang kini memanfaatkan platform digital untuk menghidupkan kembali tradisi.
Contoh keberhasilannya:
- Konten edukatif budaya di YouTube, TikTok, dan Instagram yang menjelaskan filosofi batik, tutorial menari, atau cerita rakyat.
- Game edukasi lokal yang mengangkat cerita dan karakter dari mitologi Indonesia.
- Proyek dokumentasi digital untuk mengarsipkan bahasa, lagu, dan adat yang nyaris punah.
Jika generasi muda dilibatkan dalam pelestarian lewat medium yang mereka kuasai, maka budaya akan terus hidup dengan cara yang relevan.
Penutup: Mari Bersama Peduli, Jangan Tunggu Hingga Hilang
Warisan budaya adalah jati diri bangsa. Jika hilang, kita akan kehilangan salah satu fondasi penting yang membentuk kebhinekaan Indonesia. Kita tidak bisa mengandalkan satu pihak saja untuk menjaganya—dibutuhkan keterlibatan semua lapisan masyarakat.
Kepedulian tidak harus dimulai dari hal besar. Justru dari tindakan kecil, seperti mengenalkan lagu daerah kepada anak atau memakai produk kerajinan lokal, kita bisa ikut menyelamatkan budaya yang hampir punah.
Mari bersama-sama jaga, cintai, dan lestarikan kekayaan budaya kita. Karena sekali hilang, warisan itu tak bisa dikembalikan. Yuk, peduli dari sekarang!
Penulis: Nazwatun nurul inayah