Situasi Terkini Banjir Jakarta

Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta semakin meluas akibat hujan deras dan luapan sungai. Hingga Selasa (18/3/2025) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 34 rukun tetangga (RT) terdampak banjir. Kondisi ini terjadi akibat curah hujan tinggi sejak Senin malam hingga Selasa dini hari, yang menyebabkan Sungai Ciliwung dan Kali Angke meluap.

Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyatakan bahwa jumlah RT yang terdampak terus bertambah dalam kurun waktu singkat. “Pada jam 09.00 WIB, banjir menggenangi 29 RT. Data terakhir pada jam 10.00 WIB menunjukkan peningkatan menjadi 34 RT,” ujarnya, dikutip dari Antara.

Kondisi banjir ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk akses transportasi, aktivitas ekonomi, dan keselamatan warga. Pihak berwenang telah mengerahkan personel serta peralatan untuk menangani banjir dan mengevakuasi warga di daerah terdampak.


Wilayah yang Terdampak Banjir

Banjir telah merendam permukiman di tiga wilayah utama Jakarta, yakni Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Ketinggian air bervariasi dari 30 sentimeter hingga lebih dari 2 meter, tergantung pada lokasi dan faktor pemicu banjir di masing-masing daerah.

1. Jakarta Selatan

Jumlah RT terdampak di Jakarta Selatan meningkat dari 4 menjadi 11 RT yang tersebar di tiga kelurahan:

  • Pejaten Timur
  • Rawajati
  • Cipulir

Banjir di wilayah ini terutama disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung, dengan ketinggian air mencapai 40 cm hingga 1,9 meter.

2. Jakarta Timur

Jakarta Timur menjadi wilayah dengan jumlah RT terdampak paling banyak, yaitu 21 RT di tujuh kelurahan:

  • Lubang Buaya
  • Bidara Cina
  • Kampung Melayu
  • Balekambang
  • Cawang
  • Cililitan
  • Cipinang Melayu

Di beberapa titik, banjir mencapai ketinggian hingga 2,5 meter, khususnya di daerah Cililitan. Mayoritas banjir di kawasan ini disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung dan Kali Sunter.

3. Jakarta Barat

Di Jakarta Barat, banjir terjadi di dua RT di Kelurahan Rawa Buaya, dengan ketinggian air mencapai 35 cm. Faktor utama yang menyebabkan banjir di wilayah ini adalah curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke.


Upaya Penanganan Banjir

BPBD Jakarta Timur telah mengerahkan 30 personel untuk memantau serta menangani banjir di wilayah terdampak. Selain itu, koordinasi dilakukan dengan berbagai instansi terkait, seperti:

  • Dinas Sumber Daya Air (untuk penyedotan air)
  • Dinas Bina Marga (untuk memastikan infrastruktur jalan tetap aman)
  • Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) (untuk proses evakuasi warga dan pembersihan air banjir)

Kepala Satgas Korwil BPBD Jakarta Timur, Sukendar, menyatakan bahwa personel dan alat evakuasi telah disiagakan di setiap titik rawan banjir. “Kami memastikan kesiapan evakuasi jika memang diperlukan,” ungkapnya.


Faktor Penyebab Banjir Jakarta

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan banjir di Jakarta semakin parah:

  1. Curah Hujan Tinggi
    • Hujan deras yang terjadi sejak Senin malam hingga Selasa dini hari meningkatkan debit air sungai.
  2. Luapan Sungai
    • Sungai Ciliwung dan Kali Angke meluap akibat hujan deras, menyebabkan air menggenangi pemukiman warga.
  3. Drainase yang Tersumbat
    • Sampah dan sedimentasi di saluran air memperlambat aliran air dan meningkatkan risiko genangan.
  4. Permukiman di Bantaran Sungai
    • Banyak pemukiman yang dibangun di daerah aliran sungai, membuat warga lebih rentan terhadap banjir.

Dampak Banjir terhadap Masyarakat

Banjir yang melanda Jakarta berdampak luas bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun sosial. Berikut beberapa dampak yang paling dirasakan:

  1. Gangguan Transportasi
    • Banyak jalan tergenang air, menyebabkan kemacetan dan hambatan mobilitas warga.
  2. Kerugian Ekonomi
    • Banjir menghambat aktivitas bisnis, menyebabkan kerugian bagi pedagang dan pekerja harian.
  3. Risiko Kesehatan
    • Air banjir yang tercemar meningkatkan risiko penyakit seperti leptospirosis, diare, dan infeksi kulit.
  4. Kerusakan Infrastruktur
    • Banyak rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat genangan air.

Langkah Pencegahan Jangka Panjang

Untuk mengurangi risiko banjir di masa depan, pemerintah dan masyarakat perlu mengambil langkah-langkah preventif, antara lain:

  1. Meningkatkan Sistem Drainase
    • Pemerintah harus memperbaiki dan memperbesar kapasitas drainase di Jakarta untuk mencegah genangan air.
  2. Normalisasi Sungai
    • Program pengerukan sungai dan pelebaran aliran sungai harus terus dilakukan untuk mengurangi risiko luapan air.
  3. Penanaman Pohon dan Ruang Terbuka Hijau
    • Pohon dan taman kota berfungsi menyerap air hujan, sehingga dapat mengurangi risiko banjir.
  4. Edukasi Masyarakat
    • Warga harus diedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Kesimpulan

Banjir yang melanda Jakarta menunjukkan betapa pentingnya upaya mitigasi dan penanganan yang cepat serta efektif. Dengan curah hujan tinggi dan kondisi geografis yang rentan, Jakarta perlu solusi jangka panjang yang berkelanjutan untuk mencegah bencana banjir yang terus berulang.

Pemerintah bersama masyarakat harus bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan, memperbaiki sistem drainase, serta menata ulang pemukiman di bantaran sungai agar kejadian serupa tidak terus terjadi di masa mendatang.


Penulis: RESTUU

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *