Prospek Saham BBCA Tetap Solid di Tengah Tantangan Ekonomi

Jakarta – Verdhana Sekuritas menilai bahwa saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki prospek yang tetap kuat meskipun menghadapi tantangan makroekonomi pada tahun 2025. Dengan kondisi tersebut, Verdhana tetap memberikan rekomendasi positif serta target harga tinggi untuk saham BBCA.

Laporan kinerja keuangan BBCA per Februari 2025 menunjukkan hasil yang positif. Laba bersih bank ini tumbuh 8% mencapai Rp 9 triliun, sementara laba sebelum provisi meningkat 9% menjadi Rp 11,7 triliun. Verdhana menyebut pertumbuhan laba bersih BBCA sebagai yang tertinggi di antara bank-bank besar di Indonesia.

Pertumbuhan Kredit dan Kinerja Keuangan BBCA

Salah satu faktor yang diperhatikan dalam analisis Verdhana adalah margin bunga bersih (NIM) BBCA, yang naik 10 basis poin (bps) menjadi 5,7% pada Februari lalu. Selain itu, imbal hasil aset meningkat 10 bps menjadi 6,6%. Di sisi lain, biaya dana mengalami penurunan 4 bps menjadi 1,07%, sedangkan biaya kredit mencapai 40 bps, yang mencerminkan kualitas aset yang tetap sehat.

BACA JUGA : Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti Pastikan Implementasi SPMB Berjalan Lancar

Berdasarkan analisisnya, Verdhana memproyeksikan pertumbuhan kredit BBCA berada dalam rentang 6-8% sepanjang tahun 2025, sejalan dengan arahan manajemen. Dengan kondisi ini, BBCA dinilai sebagai salah satu pilihan terbaik di sektor perbankan.

Target Harga Saham BBCA

Verdhana Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBCA dengan target harga sebesar Rp 12.600. Target ini didasarkan pada analisis DuPont, yang mencerminkan price-to-book value (PBV) 2025 sebesar 5,4 kali dibandingkan harga saat ini 4,2 kali, serta price-to-earnings ratio (PER) sebesar 26 kali dibandingkan posisi saat ini yang berada di angka 21 kali.

Meskipun memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, saham BBCA tetap menghadapi beberapa risiko, seperti memburuknya kondisi ekonomi, pengetatan likuiditas, serta peningkatan biaya kredit dan biaya operasional yang lebih tinggi dari perkiraan.

Strategi BBCA dalam Mempertahankan Profitabilitas

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menegaskan bahwa strategi utama perusahaan dalam mempertahankan kinerja positif adalah menjaga profitabilitas secara berkelanjutan. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan menekan biaya dana (cost of fund) serta menghindari pemberian suku bunga kredit yang terlalu rendah dibandingkan surat berharga negara (SBN), yang dinilai tidak masuk akal secara finansial.

Pada akhir Februari 2025, BCA mencatat total penyaluran kredit sebesar Rp 900,66 triliun, mengalami kenaikan sebesar 13,98% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meskipun pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perolehan Januari 2025 sebesar 15,07% (yoy), pencapaian ini tetap menunjukkan performa yang solid di tengah tantangan ekonomi. Dengan penyaluran kredit tersebut, total aset BBCA juga mengalami pertumbuhan 4,3% (yoy) menjadi Rp 1.427,41 triliun per Februari 2025.

Penulis: Gilang Ramadhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *