Gunung Semeru Kembali Erupsi: Lima Kali Letusan dalam Sehari
Gunung Semeru, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Dalam sehari, tercatat lima kali erupsi dengan letusan terbesar terjadi pada Rabu, 12 Maret 2025 pukul 05.49 WIB. Letusan ini mengakibatkan kolom abu setinggi 1.000 meter di atas puncak gunung atau 4.676 meter di atas permukaan laut. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau situasi guna memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitar.
Detail Aktivitas Erupsi Gunung Semeru
1. Kronologi Erupsi
Menurut laporan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, erupsi terjadi pada pukul 05.49 WIB dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dan bergerak ke arah timur laut serta timur.
- Seismograf mencatat amplitudo maksimum sebesar 22 mm dengan durasi erupsi 126 detik.
- Dalam periode pemantauan sejak dini hari, tercatat lima kali erupsi dengan ketinggian letusan bervariasi antara 500 hingga 1.000 meter.
- Meskipun terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, tidak ada dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lereng gunung.
2. Peringatan dan Rekomendasi PVMBG
Mengingat status waspada Gunung Semeru, PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi keselamatan bagi warga sekitar:
- Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari puncak Semeru.
- Warga diminta untuk mewaspadai potensi aliran lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung.
- Penduduk diimbau untuk selalu menggunakan masker guna menghindari dampak abu vulkanik.
- PVMBG merekomendasikan kepada pihak terkait untuk meningkatkan pemantauan aktivitas gunung.
Mengapa Gunung Semeru Sering Erupsi?
Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Semeru mengalami erupsi secara berkala. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan seringnya letusan:
- Tekanan Magma dari Dalam Bumi
- Gunung Semeru berada di zona Cincin Api Pasifik, yang memiliki aktivitas tektonik tinggi.
- Pergerakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia menyebabkan tekanan magma meningkat, memicu erupsi.
- Peningkatan Aktivitas Seismik
- Sebelum erupsi, biasanya terjadi gempa vulkanik yang mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan.
- Peningkatan gempa tremor dapat menjadi tanda bahwa erupsi akan terjadi dalam waktu dekat.
- Struktur Gunung Berapi yang Kompleks
- Semeru memiliki kawah Jonggring Saloko, yang menjadi pusat keluarnya magma.
- Adanya celah di struktur gunung mempermudah keluarnya material vulkanik.
Dampak Erupsi Semeru Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
1. Dampak Langsung
- Abu vulkanik dapat mengganggu sistem pernapasan dan menyebabkan gangguan kesehatan bagi penduduk sekitar.
- Hujan abu bisa menutupi tanaman pertanian, menyebabkan gagal panen.
- Potensi banjir lahar dingin jika erupsi terjadi bersamaan dengan curah hujan tinggi.
2. Dampak Jangka Panjang
- Erupsi yang lebih besar bisa menyebabkan pengungsian massal, seperti yang terjadi dalam letusan pada tahun 2021.
- Infrastruktur seperti jalan dan jembatan bisa rusak akibat endapan lahar.
- Ekosistem di sekitar gunung dapat berubah akibat tumpukan material vulkanik.
Langkah-Langkah Mitigasi dan Tanggap Darurat
Pemerintah dan masyarakat setempat harus terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi erupsi Gunung Semeru dengan langkah-langkah berikut:
- Pemantauan Intensif
- BPBD dan PVMBG harus meningkatkan pengamatan aktivitas vulkanik guna memberikan peringatan dini.
- Sosialisasi dan Edukasi
- Masyarakat sekitar perlu diberikan edukasi mengenai tanda-tanda awal erupsi dan langkah evakuasi yang benar.
- Penyediaan Tempat Pengungsian yang Aman
- Pemerintah daerah harus memastikan posko pengungsian siap digunakan jika terjadi erupsi besar.
- Penyediaan Masker dan Alat Perlindungan
- Mengingat bahaya abu vulkanik, warga disarankan selalu menyediakan masker untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan.
Kesimpulan
Gunung Semeru kembali mengalami lima kali erupsi dalam satu hari pada 12 Maret 2025, dengan letusan terbesar mencapai 1.000 meter di atas puncak. Meskipun aktivitas vulkanik meningkat, hingga saat ini tidak ada dampak langsung terhadap kehidupan warga. Namun, masyarakat tetap perlu waspada dan mematuhi rekomendasi dari PVMBG guna menghindari risiko bencana.
Dengan pemantauan yang ketat dan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan dampak negatif dari erupsi dapat diminimalkan. Tetap waspada dan selalu perbarui informasi dari sumber resmi untuk keselamatan bersama.
Penulis: M. Rizki