Harga emas dunia mengalami koreksi setelah mencatatkan rekor tertinggi baru. Meski mengalami pelemahan, prospek harga emas tetap positif dengan potensi bertahan di atas level US$3.000 per troy ons. Hal ini didorong oleh tingginya permintaan terhadap aset safe haven.
Pada perdagangan Kamis (20/3/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,09% ke level US$3.044,41 per troy ons setelah sempat menyentuh level tertinggi di US$3.057,21. Pelemahan ini menghentikan tren penguatan tiga hari berturut-turut yang sebelumnya mencapai 2,1%.
Meskipun harga emas turun pada sesi perdagangan terakhir, prospek bullish masih terjaga. Faktor utama yang mendukung kenaikan emas adalah potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Menurut Alex Ebkarian, Kepala Operasi di Allegiance Gold, spekulan pasar mengambil keuntungan saat harga emas menyentuh rekor tertinggi. Namun, emas masih belum sepenuhnya berperan sebagai aset safe haven bagi investor ritel karena ekonomi global belum memasuki resesi. Perlambatan ekonomi dapat meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Warga Mengungsi ke Tempat Aman
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan di bawah pemerintahan Donald Trump, termasuk tarif impor yang luas, berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi dan kenaikan inflasi di AS. Sementara itu, Trump mengkritik keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga, meskipun ada proyeksi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali sebesar 25 basis poin pada akhir tahun.
Para analis di Citi memperkirakan bahwa dalam skenario bullish, harga emas bisa mencapai US$3.500 per troy ons pada akhir tahun. Kenaikan ini akan didorong oleh meningkatnya permintaan emas sebagai aset lindung nilai akibat kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS dan potensi stagflasi.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik juga turut berpengaruh terhadap pergerakan harga emas. Serangan udara di Gaza yang menewaskan setidaknya 91 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya setelah Israel melanjutkan pemboman menunjukkan ketidakstabilan global yang berkelanjutan. Dalam kondisi seperti ini, emas tetap menjadi aset yang diminati sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik.
Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami koreksi, tren jangka panjangnya masih mengarah ke atas. Kombinasi kebijakan moneter The Fed, ketidakpastian ekonomi, serta ketegangan geopolitik menjadi faktor utama yang akan menentukan arah pergerakan harga emas di masa mendatang.
Penulis: Gilang Ramadhan