Pada Rabu, 21 Februari 2024, wilayah perbatasan antara Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami kejadian angin rancekek atau tornado yang mengejutkan. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan signifikan pada bangunan dan menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai peristiwa tersebut:
baca juga: Langkah Mudah untuk Mendaftar Rawat Jalan BPJS Kesehatan
Terjadinya Pada Sore Hari: Angin puting beliung ini terjadi pada sore hari, sekitar pukul 15.58 WIB. Dampak dari kejadian ini terasa sepanjang Jalan Bandung-Garut, dimulai dari Pabrik Kahatex hingga Haurpugur Rancaekek.
Kerusakan Atap Pabrik: Salah satu pabrik yang terkena dampak adalah PT Kewalram Indonesia Unit 1. Atap pabrik yang terbuat dari bahan seng mengalami kerusakan parah akibat terjangan angin puting beliung.
Truk Terguling: Angin kencang juga menyebabkan beberapa truk di kawasan Industri Rancaekek Dwipapuri Abadi terguling, menambah tingkat kerusakan di area tersebut.
Kegelapan Akibat Pemadaman Listrik: Aliran listrik padam sejak pukul 16.00 WIB di beberapa wilayah yang terdampak, menyebabkan suasana menjadi gelap dan menambah kepanikan di kalangan warga.
Dua Orang Terluka: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan bahwa dua orang warga mengalami luka-luka akibat peristiwa ini.
Lima Kecamatan Terkena Dampak: Angin kencang ini mempengaruhi lima kecamatan di Kabupaten Bandung (Rancaekek, Cicalengka, Cileunyi) dan dua kecamatan di Sumedang (Cimanggung dan Jatinangor).
Enam Pabrik Terdampak: Sebanyak enam pabrik mengalami dampak langsung dari angin puting beliung ini. BPBD Sumedang saat ini masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait dampak pasca bencana.
baca juga: Langkah Mudah untuk Mendaftar Rawat Jalan BPJS Kesehatan
Peristiwa tornado pertama di Indonesia ini menjadi sebuah peringatan akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Diharapkan, pihak-pihak terkait, termasuk BPBD dan pemerintah setempat, dapat meningkatkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam serupa di masa mendatang.
penulis: henggar