Maengulik Detail Sesar Semangko: Kajian Mendalam Mengenai Fenomena Geologi dan Implikasinya

Sesar Semangko, juga dikenal sebagai sesar Sumatera, adalah sebuah patahan geologi yang membentang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Pembentukannya berasal dari tumbukan antara Lempeng Hindia Australia dan Lempeng Sumatera, menjadikannya salah satu sesar yang paling aktif di wilayah tersebut dan sering memicu gempa bumi besar.

Sesar Semangko memotong Pulau Sumatera dari ujung barat di Aceh hingga Lampung di sisi barat, dengan panjang total sekitar 1.900 kilometer. Sesar ini terdiri dari sekitar 20 segmen, atau dikenal juga sebagai sesar minor, yang membatasi daerah-daerah dengan aktivitas gempa bumi relatif lebih pendek dibandingkan panjang total sesar.

baca juga: Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Raih Juara di Ajang Internasional

Salah satu segmen yang sangat aktif adalah Sesar Tarahan, terutama di Provinsi Lampung. Sesar Semangko terbentuk secara geologis dari struktur seperti Lembah Anai dan Ngarai Sianok di Bukittinggi, yang juga membentuk Pegunungan Barisan di bagian barat Sumatera.

Proses terbentuknya Sesar Semangko dimulai jutaan tahun lalu, saat tabrakan antara Lempeng Hindia Australia dan Pulau Sumatera secara miring, ketika Sumatera masih menyatu dengan Eurasia.

Sesar Semangko adalah sesar strike-slip, yang bergerak secara horizontal dengan orientasi geser ke kanan di bawah Pegunungan Bukit Barisan. Kecepatan relatif pergerakannya adalah sekitar 6 hingga 7 milimeter setiap tahunnya, menurut Kementerian Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral (ESDM).

Dampak dari Sesar Semangko sangat signifikan di Pulau Sumatera, terutama dalam hal aktivitas gempa bumi. Gempa besar seperti gempa Pajang Panjang pada tahun 1926 dan gempa Lampung pada tahun 1933 adalah contoh dari dampak gempa yang ditimbulkan oleh aktivitas sesar ini.

Dengan segala potensi dan risikonya, Sesar Semangko tetap menjadi fokus kajian ilmiah dan upaya mitigasi bencana di Indonesia, mengingat perannya yang signifikan dalam aktivitas seismik di wilayah ini.

penulis:Farii

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *