Rajaban, Tradisi Kesultanan Kanoman Cirebon untuk Memperingati Isra Miraj – Blog Teknokrat
Rajaban, Tradisi Kesultanan Kanoman Cirebon untuk Memperingati Isra Miraj

Rajaban, Tradisi Kesultanan Kanoman Cirebon untuk Memperingati Isra Miraj


Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi umat Islam. Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ini dimulai dari Masjidil Haram di Mekkah, lalu melanjutkan perjalanan ke Masjid Al-Aqsha di Palestina, dan kemudian menuju langit tertinggi yang disebut Sidratul Muntaha. Pada malam perjalanan tersebut, turunlah perintah untuk melaksanakan salat lima waktu.

Baca Juga : 30 Twibbon Isra Miraj 2024 Yang Keren Dan Unik, Cocok Untuk Profil Medsos

Di Indonesia, terdapat beragam tradisi dalam memperingati Isra Miraj, salah satunya adalah tradisi Rajaban yang lazim dilakukan oleh Kesultanan Kanoman Cirebon.

Rajaban merupakan acara yang dilaksanakan pada malam 27 Rajab di tempat yang disebut Langgar Alit. Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari Sultan hingga rakyatnya.

Pada saat Rajaban diselenggarakan, sultan dan masyarakat berkumpul untuk mendengarkan kisah Isra Miraj yang dibacakan oleh penghulu keraton. Selain itu, acara juga disertai dengan sesi makan bersama dengan menu nasi bogana.

Acara Rajaban dimulai dengan keluarnya panca pitu, yaitu para kerabat dan abdi dalem keraton yang bertugas menyiapkan segala keperluan untuk acara tersebut. Setelah persiapan selesai, panca pitu akan melapor kepada sultan bahwa Rajaban siap dilaksanakan.

Setelah laporan diterima dan sultan memerintahkan untuk memulai acara, penghulu, sultan, dan Pangeran Kumisi akan keluar. Setelah semua berkumpul, acara dimulai dengan tawasulan yang dipimpin oleh penghulu.

Tawasulan dilakukan dengan mengirimkan doa kepada para nabi, wali, dan leluhur dengan harapan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Tawasul berasal dari kata Arab “washala-yuwashilu”, yang artinya “mendekatkan diri kepada”.

Setelah tawasulan selesai, penghulu akan membacakan cerita tentang Isra Miraj. Cerita ini tertuang dalam Babad Isro Mi’raj yang ditulis dalam bahasa Cirebon kuno menggunakan aksara Arab pegon.

Baca Juga : Prodi Teknik Elektro Teknokrat-PT HDTE Kerjasama Pemasangan Timer Sinyal GSM Di 10 BTS

Setelah Babad Isro Mi’raj selesai dibacakan, acara ditutup dengan doa dan makan bersama. Penghulu memimpin doa, lalu sultan dan keluarga meninggalkan lokasi acara sementara masyarakat tetap berada di sana untuk makan bersama.

Penulis : Oktavia
Sumber : Kampus Swasta Terbaik : Teknokrat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *