Usaha Kecil, Dampak Besar: Bagaimana Sinergi Klub BRI Liga 1 dan UMKM Mengatasi Sebuah Masalah Pelik di Dunia Sepak Bola – Blog Teknokrat
Usaha Kecil, Dampak Besar: Bagaimana Sinergi Klub BRI Liga 1 dan UMKM Mengatasi Sebuah Masalah Pelik di Dunia Sepak Bola

Usaha Kecil, Dampak Besar: Bagaimana Sinergi Klub BRI Liga 1 dan UMKM Mengatasi Sebuah Masalah Pelik di Dunia Sepak Bola

Jersey sebuah tim dalam dunia olahraga, terutama sepak bola, bukan hanya sekadar pakaian. Selain menjadi lambang identitas klub, jersey juga mencerminkan simbol sakral, kebanggaan, dan kesetiaan suporter terhadap klub kesayangan mereka.

baca juga : Menyegarkan Pikiran Dan Jiwa: Keasyikan Bermain Di Taman

Pembelian jersey atau merchandise klub dianggap sebagai wujud dukungan suporter terhadap klub mereka. Melalui dukungan tersebut, suporter secara tidak langsung membantu keuangan klub dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.

Meskipun penjualan merchandise, termasuk jersey, tidak menjadi sumber utama pendapatan bagi sebuah klub, studi yang dilakukan oleh Goal International menunjukkan bahwa di Eropa, penjualan jersey hanya menyumbang sekitar 7,5% – 15% dari total pendapatan klub setiap musimnya. Sisanya, pendapatan klub berasal dari sponsorship, penjualan tiket pertandingan, hak siar, dan subsidi dari operator liga.

Di Indonesia, proporsi pendapatan klub dari penjualan jersey dan merchandise cenderung lebih kecil. Seorang pengelola klub BRI Liga 1, yang tidak ingin namanya disebutkan, menyatakan bahwa rata-rata pemasukan klub dari merchandise hanya sekitar lima persen, terutama untuk klub-klub dengan basis suporter yang besar. Bagi klub dengan basis suporter yang lebih kecil, pendapatan dari merchandise bahkan bisa kurang dari satu persen dari total pendapatan mereka.

Pernyataan tersebut sejalan dengan laporan keuangan Bali United, yang mencatatkan bahwa pendapatan dari penjualan merchandise hanya sekitar 1,4% dari total pendapatan klub mereka.

Namun, ada tren peningkatan dalam penjualan merchandise beberapa tahun terakhir. Terutama klub-klub BRI Liga 1 mulai memproduksi jersey mereka sendiri, sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan mereka.

Ketika klub-klub BRI Liga 1 berupaya meningkatkan pendapatan dari penjualan merchandise, mereka juga dihadapkan pada tantangan besar, yaitu pemalsuan merchandise. Pemalsuan ini tidak hanya merugikan klub, tetapi juga merupakan masalah yang dihadapi oleh klub sepak bola di seluruh dunia.

Pemalsuan merchandise merupakan momok bagi klub-klub BRI Liga 1, dan banyak jersey dan merchandise palsu yang beredar secara bebas di pasaran, baik di toko-toko tradisional maupun daring, sehingga berpotensi merugikan pendapatan klub.

Persija Jakarta adalah salah satu klub yang sangat merasakan dampak negatif dari penjualan merchandise palsu. Direktur Utama Persija Jakarta, Ambono Janurianto, menyatakan bahwa klub sangat dirugikan oleh penjualan merchandise palsu tersebut.

Maraknya jersey imitasi disebabkan oleh daya beli masyarakat Indonesia yang lebih condong kepada jersey atau merchandise palsu. Hal ini tercermin dari pengalaman seorang pendukung Arema FC yang memilih membeli jersey imitasi karena harganya lebih terjangkau daripada jersey asli.

Klub-klub BRI Liga 1 menyadari bahwa pemalsuan merchandise merupakan ancaman serius bagi pendapatan klub. Oleh karena itu, mereka mengambil berbagai langkah untuk mendorong suporter membeli produk asli, mulai dari kampanye hingga langkah hukum terhadap produsen merchandise palsu.

Persib Bandung, misalnya, telah merilis jersey versi suporter dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga mendapat sambutan positif dari suporter. Sejak peluncurannya, jersey versi suporter ini telah berhasil menarik minat para suporter dan memberikan tambahan pendapatan bagi klub.

Selain itu, BRI sebagai sponsor utama Liga 1 juga terlibat aktif dalam mendukung UMKM, termasuk penjual jersey, dengan memberikan berbagai kemudahan seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan dukungan finansial lainnya.

baca juga : Dua Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Teknokrat Indonesia Juara Newscasting Nasional

Melalui berbagai inisiatif ini, diharapkan pemalsuan merchandise dapat ditekan, dan klub-klub BRI Liga 1 dapat meningkatkan pendapatan mereka dari penjualan merchandise asli.

penulis : nunung

sumber : kampus swasta terbaik : Teknokrat

10 thoughts on “Usaha Kecil, Dampak Besar: Bagaimana Sinergi Klub BRI Liga 1 dan UMKM Mengatasi Sebuah Masalah Pelik di Dunia Sepak Bola

  1. Hi Neat post Theres an issue together with your web site in internet explorer may test this IE still is the marketplace chief and a good component of people will pass over your fantastic writing due to this problem

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *