Upskilling via Prakerja Bantu Wujudkan Kemandirian Perempuan Developer  

Upskilling via Prakerja Bantu Wujudkan Kemandirian Perempuan Developer  

Peningkatan Keterampilan melalui Program Prakerja Membantu Mewujudkan Kemandirian Perempuan Developer

Yumna Via Hasiany (22 tahun) memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan tujuan untuk mengejar karir sebagai perempuan developer di kota. Di daerah asalnya, Yumna kesulitan menemukan software house atau tempat kerja sejenis karena infrastruktur digital yang masih kurang. Untuk mewujudkan mimpinya, Yumna mendaftar Kartu Prakerja di Dicoding. Bagaimana pengalaman pelatihan Prakerja yang diterima oleh Yumna? Apakah ia berhasil menemukan karir yang diimpikan? Mari kita simak.

Perempuan Developer yang Langka di Banjarmasin Yumna adalah lulusan Universitas Islam Kalimantan di Banjarmasin. Sejak kecil, minatnya terhadap dunia IT sudah terlihat. Baginya, “Programming itu menyenangkan!” karena melibatkan logika dan pemahaman algoritma yang tinggi.

Meskipun kuliah di jurusan IT, Yumna merupakan satu-satunya di antara puluhan mahasiswi di jurusan dan angkatannya yang fokus untuk menjadi seorang developer. Teman-temannya, meski telah lulus, tidak tertarik untuk bekerja di bidang ini karena menganggap “coding itu rumit”. Sebagian besar dari mereka memilih untuk bekerja di sektor perbankan, akuntansi, atau bidang lain yang tidak melibatkan coding.

Tidak heran jika jumlah perempuan developer sangat sedikit di Banjarmasin. Namun, Yumna ingin mengubah stigma tersebut dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa sukses di bidang IT.

Namun, di Banjarmasin, Yumna merasa sulit untuk merintis karir di dunia digital karena sebagian besar sektor ekonomi dan bisnis masih belum terdigitalisasi. Semuanya masih dilakukan secara manual. Untuk itu, Yumna ingin mencari skill dan pengalaman kerja di kota yang menurutnya lebih menjanjikan: Jakarta.

Merantau ke Jakarta namun Sulit Mendapat Kerja Yumna pindah ke Jakarta segera setelah lulus pada Januari 2020 dengan keyakinan bahwa kemampuan codingnya akan lebih dihargai dan dicari di sana daripada di kampung halamannya. Namun, tidak semudah yang dia bayangkan.

Pertama, keahlian yang dimiliki Yumna belum cukup spesifik. Portofolionya pun masih kurang. Ia mengalami kesulitan mendapatkan panggilan wawancara setelah mengirimkan lamaran kerja selama tiga bulan. Ia tidak ingin merepotkan orang tuanya di Kandangan, Kalimantan Selatan, dengan meminta uang untuk biaya hidup.

Kedua, kesempatan kerja semakin menipis karena pandemi Covid-19. Kesulitan ini juga dirasakan oleh Yumna, yang kesulitan bersaing mendapatkan pekerjaan sebagai developer tanpa keahlian spesifik. Bahkan, info lowongan pekerjaan yang ia amati menunjukkan bahwa fresh graduate dengan keahlian IT non-spesifik sangat terdampak oleh pandemi Covid-19.

Faktanya, sulit sekali bagi seorang programmer tanpa portofolio untuk mencari pekerjaan. Mimpi Yumna untuk menjadi perempuan developer yang mandiri hampir pupus.

Prakerja dan Peluang Kesetaraan untuk Perempuan Developer Ketika mendengar tentang Kartu Prakerja, Yumna segera mendaftar. Ia memilih Dicoding karena merasa bahwa kurikulumnya sangat serius dan cocok dengan passion-nya di bidang IT.

Yumna memutuskan untuk mengikuti kelas Belajar Dasar Pemrograman Web untuk menjadi seorang spesialis di bidang web. Perbedaan signifikan antara kuliah dan Dicoding terletak pada pendekatan praktis yang diberikan oleh Dicoding. Selama periode Maret – April 2020, Yumna fokus untuk menyelesaikan kelas Dasar Pemrograman Web. Kurang dari 30 hari, ia lulus dengan rating “Sangat Baik” (4 dari 5).

Dengan keterampilan yang didapatkan melalui Prakerja, Yumna tidak hanya memiliki portofolio sebagai seorang spesialis yang dibutuhkan oleh industri, tetapi juga merasa lebih percaya diri untuk bersaing dengan developer lainnya di tingkat yang sama.

Diterima Kerja sebagai Programmer Full Stack Saat ini, Yumna telah diterima sebagai Programmer Full Stack di PT Nusantara Card Semesta. Sebagai full-stack programmer, Yumna menjadi andalan perusahaan dalam menghadapi era pandemi dengan mengembangkan web ecommerce perusahaan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

baca juga:3 Pemenang Terbaik Alcatel Lucent Enterprise/ ALE Geek Battle 2020

Melalui pembelajaran di Dicoding melalui Prakerja, Yumna merasa terlatih untuk gigih dan bertekad. Ia yakin bahwa keterampilan yang dimilikinya akan berguna di kantor. Yumna percaya bahwa ia bisa menjadi seorang developer perempuan yang mandiri, siap menghadapi segala tantangan.

Dengan upskilling melalui Prakerja, Yumna telah mencapai setengah dari impian hidupnya. Sebagai seorang perempuan developer, ia telah melangkah maju dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan kemandirian.

penulis:Akbar Katon Saputra

One thought on “Upskilling via Prakerja Bantu Wujudkan Kemandirian Perempuan Developer  

  1. Artikel yang menginspirasi! Program upskilling melalui Prakerja tidak hanya membantu menciptakan kemandirian, tetapi juga membuka pintu kesempatan baru bagi para perempuan yang tertarik dalam dunia pengembangan. Terima kasih atas upaya ini dalam memberdayakan perempuan dalam dunia teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet kubet